Hai. Pengen banget cerita ini, tapi kalo temen kampus gue pasti udah enek banget dengernya hahaha gapapa lah ya. Buat pelajaran aja ini mah. Jadi ini kejadian yang terjadi waktu gue sedang KKN kemaren, tepatnya bulan januari. Gue emang udah 'terkenal' jadi yang jualan pulsa, jadi banyak lah nomor-nomor baru yang masuk, tapi sejak gue mulai bisnis tahun 2103, ga pernah terjadi apa apa, sampe suatu hari ini. Gue di hubungi temen gue via line sama temen gue sebut saja si A, yang minta nomor hp gue karena ada yang mau beli pulsa, gue kasih. Ga lama ada yang sms gue dengan nomor baru nanyain ada saldo apa engga. Gue jawab lah, sekalian nanya dia siapa. Dia bilang dia itu B. Okelah, biasa kan mau yang berapa dan ke nomor mana, selalu begitu. Gue dari jaman pertama jualan ga pernah nerima isi ulang pulsa 50ribu, karena satu dan lain hal lah, dan saat itu si B itu minta. Setelah panjang lebar akhirnya dia minta pulsa 25ribu ke nomor 1 dan 20ribu ke nomor 2. Dia nanya lagi, bener bener ga bisa 50ribu, soalnya lagi butuh, dan dia bilang bakal langsung transfer. Karena kemudahan yang ditawarkan, akhirnya gue kirim pula lah 50ribu per nomor, dan dia juga sempet bilang bisa isi saldo lagi ga ke atm karena banyak temennya yang mau beli. Tapi karena atmnya itu jauh dan udah malem gue menolak. Lalu gue tanya, gimana pembayarannya? Dia bilang tergantung temen-temennya. Oke lah, mungkin karena mereka juga udah malem dan ga ada atm terdekat. Itu hari pertama. Hari kedua gue sms si B, ga ada balesan. Hari ketiga gue sms lagi, tetep ga ada balesan. Entah kenapa pemikiran gue untuk ditipu ga terlalu besar, karena banyak faktor yang dukung. Gue tetep mikir itu adalah temen gue, si B. Udah kesel, gue sms lagi di hari keempat namun dengan nada agak menyinggubg. Tetap ga ada balasan. Gue cerita ke salah satu temen gue, dan dia bilang kenapa ga di line aja si B. Gue pikir bener juga. Akhirnya gue hubungi lah si B via line.
Panjang lebar cerita, ternyata itu bukan si B. Panik lah gue. Jadi yang sms gue itu orang yang mengaku-ngaku jadi B. Dapet namanya B dan gue itu dari temen gue si A itu, karena yang ngaku-ngaku si B itu, nanyanya pinter banget. "A, temen kampus yang jual pulsa siapa?" Pasti dong si A bales nama yang dia kenal. Terus dia mengaku jadi si B yang ternyata jual pulsa juga tapi abis saldo, terus minta nomor ke gue. Disitu gue tertampar. Hampir 2 tahun bisnis, gue kena tipu. Saat gue paling jauh pula, bukan di kampus atau di rumah. Kesel? Pasti. Sampe kampus gue ceritain ke semua orang, biar pada tau. Nah, gue cerita ke temen gue, sebut saja si C, yang ternyata pada hari itu dapet sms yang sama dari nomor yang sama dan kalimat yang sama "C, temen kampus yang jual pulsa siapa aja?" Tapi pada saat itu si C nanya itu siapa tapi yang ngaku-ngaku jadi si B itu ga bales, mungkin gara-gara belum dapet nama. Dan kalo ga salah, kalo ga salah, salah satu temen gue juga si D, nanya di grup kelas gue di line, siapa aja yang jual pulsa. Kaget lah gue. Siapa itu orang, sampe tau temen gue A, C sama D. Dari nomor pula. Gue kesel banget pasti, tapi ga berniat untuk melacaknya. Entah kenapa. Temen-temen gue juga bilang buat nelpon ke nomor yang sms, nomor 1 atau nomor 2. Tapi gue terlalu males untuk berharap bakal kembali.
Pelajaran aja buat yang bisnis gini. Uang yang hilang biarlah jadi amal, mungkin gue kurang sedekah. walaupun gue kecil-kecilan (literally), jangan terlalu percaya, bener-bener selidiki lawan bisnisnya. Gue pernah kena tipu kayak gini, buat gue lebih waspada. Semoga kita semua terhindar dari tindak kriminal ya.
Sekian.
Sunday, March 15, 2015
Sunday, February 22, 2015
Short Message
a simple hi to everyone! baru banget tadi mengumpulkan niat dan nulis post baru semenjak post terakhir, tapi tetiba gak ke save dan udah panjang dan males lagi untuk nulis lagi, jadi harus mengumpulkan niat lagi sepertinya he. A lot of things happened, and can't wait to share everything! cheerio xoxo
Saturday, November 29, 2014
10% だけ?!
As usual, i can't sleep again. Hehe. Anyway, gue abis nonton film yang baru-baru ini rilis, yaitu Lucy. And it was totally owsom! Jadi ceritanya[spoiler alert!], si Lucy ini disuruh nyampein koper sama temennya, bukannya ga mau tapi si Lucy dipaksa sampai-sampai diborgol sama temennya ini si Richard, lalu ia harus nyampein isi koper ini ke Mr. Jang kalo mau lepas dari borgol. Ya mau ga mau akhirnya si Lucy nyamperin Mr. Jang. Singkat cerita ternyata isi dari koper adalah narkoba baru jenis CPH4. Nah, si narkoba ini harus disebarin ke berbagai negara, tapi biar ga ketauan narkobanya disimpen di dalam perut Lucy dan 3 orang lainnya. Sebelum berangkat Lucy dikurung di suatu tempat (masih miss ini kenapa) lalu ia ditendang habis-habisan di bagian perut. Secara ga sengaja si narkoba pun pecah dan menyebar ke dalam tubuh Lucy. Dia jadi hebat banget, bisa semua hal, tapi udah mulai kehilangan sifat manusianya. Ternyata, si narkoba ini bisa mengoptimalkan kerja otak yang katanya baru dipakai 10% oleh seluruh manusia.
Abis nonton, langsung tertarik banget, apa bener otak kita itu baru digunakan cuma 10% aja? Terus, kalo kita bisa ngegunainnya sampe 100%, bakal bisa ngelakuin banyak hal? Karena di film, dijelasin di setiap tingkatan otak si Lucy ini berkembang, apa aja yang bisa dia lakukan, Mulai dari mengendalikan barang, mengetahui isi tubuh orang, bisa berbagai bahasa, sampe bisa melawan gravitasi dan mengendalikan udara. Keren banget, kan?! Langsung lah abis ngobrol sama temen, cari-cari di internet dan dari berbagai sumber. Dan ternyata.....
Secara sains, ga ada yang pernah bilang kalo si otak kita ini baru dipake 10%. Isu ini berkembang sejak jaman dulu, pas dunia kedokteran ga sehebat sekarang. Waktu itu para ahli mengetes tentang bagian-bagian otak yang terhubung dengan organ, yaitu dengan diberi kejut listrik. Nah pada saat itu, bagian yang merespon hanya 10% dari seluruh otak, lalu berkembanglah isu tersebut. Nyatanya, 90% bagian dari otak tersebut ga merespon karena terhubung dengan sesuatu yang tidak kasat mata, seperti kemampuan berpikir dan berbahasa. Hal itu ga bisa dibuktiin dengan dilihat dong, maka jadilah kesimpulan tersebut. Padahal, manusia telah mempergunakan otaknya 100%, karena ngga mungkin kalo cuma 10% yang digunain, tapi masih disimpen aja. Mending dibuang aja.
Jadi intinya, pernyataan dan anggapan orang-orang di film Lucy itu masih perlu diperbincangkan lagi, namun sepertinya sih akan ke konklusi bahwa memang manusia telah mempergunakan otaknya 100%. Di film yang baru aja gue sempet nonton yaitu The Sorcerer's Apprentice pun sedikit dibahas tentang 10% otak itu, kalo bisa ngegunain lebih, bakal bisa jadi Sorcerer. Lalu kenapa isu itu masih saja diterima masyarakat? Mungkin karena manusia lebih senang mempunyai harapan, harapan apa saja yang bisa dilakukan jika benar-benar baru menggunakan 10% otaknya, dan apa yang terjadi jika bisa mengoptimalkannya dengan maksimal. Gue sendiri masih belum yakin tentang hal ini karena bukan di bidangnya, jadi mencari referensi dari sana-sini akan cukup membantu. Intinya mah, nonton film yang 'berat' itu seru! Oke, pencitraan banget. Hahaha
Sumber:
https://www.zenius.net/blog/4984/otak-10-persen-manusia-mitos-miskonsepsi-debunk
Wednesday, November 26, 2014
寝られなかった
Saat ini waktu menunjukkan pukul 2.49 pagi, dan aku baru saja terbangun dari tidurku yang singkat. Entah mengapa akhir-akhir ini sering sekali tertidur saat jam 10-an, namun terbangun kembali jam 1-an. Padahal, banyak sekali yang bisa aku lakukan pada waktu-waktu saat aku tertidur tersebut. Seorang teman baru saja meng-update statusnya bahwa sangat sayang jika waktu dihabiskan hanya dengan tertidur, jika saja manusia tidak butuh istirahat. Dan aku pun berpikir, ya,mungkin akan berbeda cerita jika manusia tidak butuh tidur.
Aku sudah menginjak tingkat tiga dari masa kuliahku, dan semua hal terasa begitu rancu. Entah mengapa aku merasa aku hanya tertidur selama 2 tahun terakhir. Bukan di bidang akademik (saja?) namun pula bidang lainnya. 2 tahun terasahanya lewat saja bagiku. Kukira dahulu, saat aku masih berada di tingkat satu, akan banyak hal-hal yang akan telah kualami dan atau kucapai pada tahapini. Namun ternyata anganku melayang terlalu jauh. Nyatanya, masih sangat banyak hal-hal yang jauh dari pencapaian. Dan pada tingkatan ini pun justru tak lebih baik, karena semakin tinggi posisimu, semakin kencang angin yang menerpa.
Tidak, tidak hanya kerugian yang kudapat selama dua tahun terakhir. Banyak sekali hal-hal yang telah kau rasakan pertama kalinya. Bagaimana berbicara dengan orang baru,menyesuaikan diri, menemukan teman-teman yang baik, mengenal orang-orang yang sama sekali baru, mengadakan acara, melalui deadline, menonton konser-konser mahasiswa[!], dan tentunya belajar bahasa baru yang selalu aku geluti sehari-hari ini. Tak berat memang, hanya saja ekspektasi dari orang sekitar yang membuatnya makin seperti tumpukan sampah, menggunung. Oke, itu penggambaran yang agak aneh. Harapan-harapan orang sekitar lah yang membuatnya menjadi beban, yang seharusnya menjadi beban. Sungguh, aku tak menyesal bisa berada disini, namun kadang lebih baik berada di tempat yang jika orang berharap banyak, kau bisa melemparnya dengan bukumu yang berat.
Tahun ini harus menjadi lebih baik! umurku pun sudah tak belasan lagi, dan ya, tak ada sesuatu yang signifikan berubah dari diriku. Mungkin ada, namun terlalu buram bagiku untuk menyadarinya. Sekitar satu bulan lagi tahun akan berganti menjadi 2015, dan semoga, tahun itu lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya!
Aku sudah menginjak tingkat tiga dari masa kuliahku, dan semua hal terasa begitu rancu. Entah mengapa aku merasa aku hanya tertidur selama 2 tahun terakhir. Bukan di bidang akademik (saja?) namun pula bidang lainnya. 2 tahun terasahanya lewat saja bagiku. Kukira dahulu, saat aku masih berada di tingkat satu, akan banyak hal-hal yang akan telah kualami dan atau kucapai pada tahapini. Namun ternyata anganku melayang terlalu jauh. Nyatanya, masih sangat banyak hal-hal yang jauh dari pencapaian. Dan pada tingkatan ini pun justru tak lebih baik, karena semakin tinggi posisimu, semakin kencang angin yang menerpa.
Tidak, tidak hanya kerugian yang kudapat selama dua tahun terakhir. Banyak sekali hal-hal yang telah kau rasakan pertama kalinya. Bagaimana berbicara dengan orang baru,menyesuaikan diri, menemukan teman-teman yang baik, mengenal orang-orang yang sama sekali baru, mengadakan acara, melalui deadline, menonton konser-konser mahasiswa[!], dan tentunya belajar bahasa baru yang selalu aku geluti sehari-hari ini. Tak berat memang, hanya saja ekspektasi dari orang sekitar yang membuatnya makin seperti tumpukan sampah, menggunung. Oke, itu penggambaran yang agak aneh. Harapan-harapan orang sekitar lah yang membuatnya menjadi beban, yang seharusnya menjadi beban. Sungguh, aku tak menyesal bisa berada disini, namun kadang lebih baik berada di tempat yang jika orang berharap banyak, kau bisa melemparnya dengan bukumu yang berat.
Tahun ini harus menjadi lebih baik! umurku pun sudah tak belasan lagi, dan ya, tak ada sesuatu yang signifikan berubah dari diriku. Mungkin ada, namun terlalu buram bagiku untuk menyadarinya. Sekitar satu bulan lagi tahun akan berganti menjadi 2015, dan semoga, tahun itu lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya!
Sunday, July 27, 2014
Those sleepless night
Bagi orang-orang mungkin begadang sesuatu yang biasa dalam
ngerjain tugas, tapi gue selalu mengusahakan ngga ngerjain tugas sampe harus
begadang, mending tidur, baru abis itu dilanjut lagi pas subuh. Cara orang
berbeda-beda, dan cara gue seperti itu. Tapi, yang ngga baik adalah, sering
banget begadang cuma gara-gara kebanyakan tidur pas siangnya.
Biasanya kalo libur, pasti males banget mau melakukan
apapun. Apalagi di rumah, semua udah tersedia. Godaan itulah yang membuat
akhirnya biasanya jadi pengen bangun siang atau tidur siang, sehinga jam tidur
lebih panjang dari biasanya. Dan itulah yang selama ini membuat gue sering
terjaga hingga (hampir) pagi.
Kebiasaan yang ngga sehat, gue tau, tapi merubah sesuatu
yang udah terbiasa itu susah banget. Harus diubah dengan sesuatu yang tiba-tiba
juga. Contohnya, gue libur selama 5 hari, dan pas 5 hari itu gue selalu
begadang, untuj benerin jam tidurnya, di hari ke 6 gue harus bangun pagi dan
melakukan kegiatan yang gak memungkinkan gue untuk tidur, bagusnya lagi
kegiatan yang menyiksa, kayak panas-panasan gitu. Mengapa? Soalnya, gue
termasuk orang yang gampang tidur, cuma dikasih kursi thok aja bisa
tidur, makanya lebih baik keadaannya sedikit dipaksa dan menyiksa. Dan tambah
bagus lagi kalo bukan cuma sekali "hari kaget"nya, 2-3 hari itu
lumayan, jadi pas kesana-kesananya bakalan terus ngikutin "hari
kaget" tersebut walaupun cuma dirumah/dikosan aja. Itu gue lho ya, orang
kan beda-beda, mungkin kalian berbeda dari gue hehe.
Tapi terjaga pada malam hari itu banyak memberi gue
pelajaran, apa aja yang ga dilakuin sama orang tidur, dan biasanya ga gue
lakuin biar orang kira gue tidur (maapin ya Allah u,u)
First, sleep people do not sneeze! Awalnya gue sempet
galau, kalo orang lagi tidur, bisa bersin gak ya. Tapi setelah beberapa malam
gue terjaga, yang bersin biasanya cuma gue, padahal adek gue punya semacam
alergi kalo malem, tapi dia gak pernah bersin kalo udah mulai agak malem
banget. Jadi konklusi gue, tahanlah bersin kalo mau dikira tidur hehehe.
Yang kedua, tahan mata buat gak bergerak sehingga kelopak
mata gak bergerak juga. Kenapa? Ya itu, sleep people don't move their eyes.
Ketahuan banget kalo kita merem, tapi kelopak matanya masih bergerak-gerak,
pasti bakal langsung dibangunin. Jadi, tahan kelopak mata biar gak bergerak.
Bisa kok, (sepengetahuan gue), sukses-sukses aja selama ini hehehe.
Ketiga, sleep people do not yawn. Ya iya atuh, udah
tidur, masa masih nguap juga. Walaupun nguap ga berarti ngantuk, tapi biasanya
kita ngga nguap kalo emang lagi tidur. Looks like our brain refuse to take
more oxygen from yawning. Beberapa orang sih gue pehatikan suka tiba-tiba
menarik napas panjang dari hidung kalo tidur, but never yawn.
Hal-hal diatas bukan untuk ditiru, melainkan jadi patokan
buat kita, disebelah kita udah beneran tidur, apa cuma ngga mau diganggu hehe. But
everyone has their own privacy, like do not want to be disturb when they're
already lying down, so respect it. (Itumah elo aja yang malesan orangnya hehe).
Tapi inget lagi, setiap manusia itu beda-beda, jangan bilang orang masa ga bisa
ngelakuin apa yang kita lakuin, sebelum kita ngeliat apakah kita bisa ngelakuin
apa yang dia lakuin :)
Tiga hal diatas bisa aja salah, karena gue hanya
memperhatikan sekitar gue, bukan seluruh dunia. Siapa tau ada yang suka tidur
sambil bersin-bersin, atau nguap. Intinya sih, jangan begadang kalo ga ada
artinya :p
Thursday, July 24, 2014
Ramadhan Alert!
Sebenernya udah lama pengen banget nulis sesuatu yang
berhubungan dengan ramadhan. Tapi apa daya, di ujung-ujung ramadhan ini baru
sempet dilakuin hehe.
Alhamdulillah kota semua masih ketemu dengan ramadhan tahun
ini dengan sehat. Ramadhan tahun ini seperti biasa diisi dengan kegiatan
merantau, alias gak di rumah selama kira-kira setengah bulan. Alasannya? Demi
menerima kalian, para mahasiswa baru :')
Hahha pencitraan. Memang pelatihan untuk menjadi panitia
penerimaan mahasiswa baru selalu bertepatan dengan bulan ramadhan. Tapi,
pilihan kita apakah ingin ikut serta apa ga. Karena di kampus gue pada saat
tahun ketiga udah gak boleh ikutan lagi, maka jadilah gue ikut lagi buat tahun
ini, itung-itung terakhir.
UAS di kampus gue sengaja diselesain sebelum masuk puasa,
jadinya pas puasa udah bener-bener gak ada kuliah, cuma ada SAT atau semester
alih tahun, untuk memperbaiki nilai atau mengambil mata kuliah yang belum
memadai. Gue memutuskan untuk gak ngambil tahun ini, tapi tetep ikut
kepanitiaan. Jadi ya mau ga mau harus tetep merantau. Sedih ya. Tapi ya udah
pilihan gue, jadi dijalani saja dengan senang hati :D
Menjalani kehidupan ramadhan di perantauan juga gak
sedih-sedih banget kok. Kita malah bisa bukber tiap hari, apalagi di daerah
kampus gue ada yang namanya "gerbang lama", nah kalo pas buka puasa,
disitu bakal dipenuhi sama pedagang-pedagang dan pula para pembeli yang
menunggu waktu berbuka. Rame juga kan. Ribetnya cuma pas sahur kok. Kalo males
keluar subuh-subuh berarti harus beli makanan dari malem, dan dijaga biar gak
basi hehe.
Uniknya lagi, alhamdulillah tahun ini di kampus gue sudah
dibangun masjid raya yang lebih baik dari sebelumnya. Tahun lalu, gue lebih
banyak melakukan shalat tarawih di kosan. Selain sering pulang malem karena
tuntutan pekerjaan, masjid yang lama itu menurut gue kurang nyaman. Nah
sekarang udah nyaman, mending ke masjid sekalian hehe. Tapi, shalat di masijd
yang sudah terbiasa dengan kita di rumah, jauh banget bedanya dengan shalat di
rumah.
Pertama dari jumlah rakaat. Tiap imam pasti berbeda, namun
di rumah gue terbiasa dengan 2 rakaat 2 rakaat. Pas disana, harus membiasakan
diri dengan 4 rakaat 4 rakaat. Kadang masih suka lupa menyesuaikan niatnya.
Apalagi pernah sekali 2 rakaat 2 rakaat, gak kayak biasanya. Untungnya selanjutnya
udah mulai terbiasa dan selalu 4 rakaat 4 rakaat.
Kedua suasananya. Karena masih di dalam kampus, rata-rata
yang shlat disana hanya mahasiswa, hanya segelintir ibu-ibu, bapak-bapak, dan
anak-anak. Keuntungannya? Gak berisik! Ini pengalaman yang baru aja gue rasain
kemaren paa udah pulang ke rumah. Seperti biasa sesudah isya sebelum tarawih,
selalu ada kultum. Dari saat itu, udah kedengeran suara anak-anak yang
teriak-teriak dan main seakan lagi di taman bermain. Gue kira cuma pas kultum
aja, tapi ternyata....mereka gak berhenti walaupun shalat tarawih udah dimulai.
Ya Allah, cobaan banget. Suara imam aja sayup-sayup kedengerannya, padahal udah
pake speaker. Dahsyatnya suara anak-anak itu cuma bisa dirasain sendiri hheh.
Karenanya gue merasa beruntung pas disana itu gak ada anak-anak dan suasananya
aman damai dan tentram.
Setelah ngalamun kejadian itu gue berpikir, kalo gue di
posisi orang tuanya, pasti dilema juga. Disatu sisi pengen ngajarin anak untuk
rajin shalat dan untuk gue sendiri juga jadi bisa berjamaah terus. Tapi di sisi
lain, ya gitu. Malah jadi bikin shalatnya gak khusyu. Baru suara, belum kalo
yang mondar/i di depan sajadah atau narik-narik mukena. Pernah gue ngeliat
ibu-ibu yang shalat bawa anaknya 3 orang dan masih kecil-kecil, selama shalat
beliau selalu digangguin anaknya. Mulai dari diajak ngomong, ditarik-tarik
mukenanya, sampe kaki ibunya didudukin pas lagi sujud, sampe ga bisa bangun.
Subhanallah, sabar banget ibu itu. Kalo gue, yah sudahlah. Hahaha.
Intinya, banyak banget cerita si bulan ramadhan tahun ini.
Akhirnya ramadhan ini udah mau berakhir. Gak kerasa lho. Waktu awal-awal sih
kerasa banget, apalagi minggu pertama. Tapi selanjutnya gak nyadar kalo lebaran
sebentar lagi.
Gue mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila tulisan-tulisan
gue selama ini mengganggu, bikin kesel, dongkol, banyak salahnya, dan
semacam-semacamnya. Semoga di bulan yang suci ini kita bisa mendapatkan
keberkahan untuk menjadi orang yang lebih baik lagi dari yang sebelumnya, lebih
berguna dan sebelumnya. Seperti biasa, jika ada yang gak berkenan bisa langsung
dikomen di box di bawah, jangan jadi silent reader, ya! :3
Tuesday, July 1, 2014
Road To One Direction On The Road Again Tour 2015
Memang, buat apa
menghambur-hamburkan uang demi orang lain, tetapi, momen dan kepuasan itu, tak
ternilai harganya.
Sekitar 2 minggu lalu kalo ga
salah, saat baru mau latihan ukm, tetiba dipanggil temen yang ketemu dijalan
"Mik! 1D bakalan ke Indo loh! Paling mahal 2,75juta!" Saat itu juga
langsung kaget bercampur seneng dan ga percaya. Tapi temen gue ini emang kerja
di music blog yang cukup terkenal,
jadi masa dia mengada-ada. Akhirnya setelah cari sana-sini, ternyata penantian
kami hampir terbayarkan.
One Direction On The Road
Again 2015.
Sebenernya agak rancu sama namanya, soalnya setau gue yang sedang
dijalani itu Where We Are Tour 2014, apa karena udah beda tahun ya. Oke skip.
Saat itu, bingung lah mau ngajak nonton siapa. Alhamdulillah masih ada rezeki,
jadi udah nabung dari dulu. Tapi kan ga semua orang menetapkan hati seperti
gue. Hari pembelian tiket udah deket, temen nonton belum ada. Sempet
luntang-lantung berhari-hari nyari temen buat nonton, udah ngehubungin semua
yang gue kenal yg suka juga, masih engga dapet-dapet. Akhirnya pada suatu hari
lagi rapat, senior gue di kampus ngajak duluan, dan gue langsung menyetujui
tanpa mikir-mikir lagi. Ih! Kenapa gue bisa lupa kalo senior gue itu suka juga.
Akhirnya jadilah kita berencana buat beli tiket. Penjualan tiket terbagi 2,
offline dan online. Karena penasaran, akhirnya kita milih yang offline aja
belinya.
Dari sini udah mulai seru
nih. Tadinya, gue sama temen gue mau jalan bareng, ketemuan di komdak atas
jakarta, baru langsung ke tempat pembelian tiket yaitu di mall Kota Kasablanka,
tapi pagi hari tanggal 31 mei pas hari penjualan tiket...temen gue bbm, doi ga
bisa. Bingung, kesel, semuanya campur-campur. Udah siap juga gue padahal itu,
tinggal berangkat banget. Tapi ga nyalahin siapa-siapa juga, emang lagi dikasih
halangan aja sama Allah kan. Akhirnya jadilah gue jalan sama nyokap, nyampe
sana sekitar jam 8 pagi. Padahal di twitter udah dibilang sama promotornya jangan
antri dari pagi, ternyata pas gue dateng aja udah rame banget-bangetan, dan
denger-denger ada yang dari malem. Niat sekali ya..
Akhirnya mau ga mau gue ikut
ngantri. Antriannya itu 2 kali, pertama di luar mall kita antri gelang yg
bertuliskan no antrian untuk beli tiket, baru nanti masuk ke mall tersebut
lantai 4 lalu mengantri sesuai no yang ada di gelang untuk beli tiket. Harusnya
kayak gitu. Tapi emang ada aja cobaan ya. Sekitar jam 9 kurang, ada kabar kalo
loket gelang di depan ditutup, panitia dibawa ke polisi karena ga punya ijin
jualan hari itu, dan antrian harus dibubarin karena bikin macet.
Kita yang dari pagi udah
desek-desekan, panas, kesel disela orang terus antriannya, tambah diuji disitu.
Gue disatu sisi mau percaya kalo emang udah dibubarin, tapi disisi lain yang
lain masih pada antri, ga mau dong keluar barisan, takutnya tiba-tiba di depan
dibuka lagi loket gelangnya. Udah kepalang jauh. Jadilah akhirnya antrian tetep
jalan tanpa kepastian. Para orang tua&kerabat yang berada di luar barisan,
udah ngasih tau ke orang-orang yang ada di antrian kalo di depan udah ga ada
panitia, tapi tetep aja barisan jalan terus. Polisi juga udah ngasih tau kalo
ini udah dibubarin, tapi ya itu tadi, antrian tetep jalan. Sampe sekitar jam
11an, temen-temen yang lain udah teriak-teriak nyorakin panitia tapi tetep ga
ada kejelasan terus, akhirnya kita pun bubar karena bener-bener ga ada
kepastian, dan gue mutusin, yaudah lah, beli online aja.
Akhirnya gue masuk ke dalam
mall tempat antri tiket. Kepo aja, di dalem kayak gimana. Ternyata disana udah
rame sama orang-orang baik yang udah punya gelang antrian maupun engga, karena
sama-sama butuh kejelasan. Kalau menurut gue disini panitia udah jatoh banget
dimata pembeli, udah dijelek-jelekin banget dan udah diteriak-teriakin tapi
tetep ga ada kejelasan. Karena kepo(lagi) akhirnya gue tetep disitu hingga beberapa
lama, sambil ada yang terkesan 'juru bicara' dari pembeli tiket yang ngomong ke
panitianya. Tapi karena udah berisik banget, gue ga mendengar satupun yang
mereka katakan haha. Entah kenapa hari itu lapar tak terlalu terasa, tapi
karena penyakit anak kos ini tentulah harus makan. Ga lama juga udah masuk
dzuhur, akhirnya kabur dari kondisi itu, santai-santai bentar di mushalla, abis
itu makan siang. Setelah pikir panjang, akhirnya mutusin yaudah liat dulu
akhirnya gimana, apakah bakal lanjut atau emang dibubarin, karena gue liat di
twitter panitia bahwa hari ini bakal ditutup. Yaudah, mau tau kita nasibnya
harus online aja kah atau gimana, dan onlinenya jadi gimana, balik lagi lah gue
ke tempat ngantri tiket, di lantai 3 depan tangga menuju lantai 4.
Pas sampe disana, tiba-tiba ternyata
ga jadi dibubarin, dan kita disuruh ngantri lagi. Gue mikirnya udah tanggung
lah, ga mau ga dapet hari itu lah ya, udah keringetan masa ga dapet apa-apa,
akhirnya ngantri lagi lah gue hingga jam 4an kayaknya, baru disitu semua gelang
antrian dibagiin. Alhamdulillah, akhirnya 80% bakalan dapet tiket. Tapi
ternyata, antrian yang gue dapet no-nya 2900an, sedangkan saat gue dapet, yang
sedang dipanggil itu no 1000an.
Semuanya jadi kepalang
tanggung. Mau balik lagi juga sayang banget ga dapet apa-apa. Akhirnya dengan
berat hati gue ngantri lagi dari jam 4an sampe jam setengah 10 malem baru dapet
tiket. Untungnya tempat antri tiket semacam di ballroom, duduk dan ber-AC, ga
terlalu menyiksa juga. Di dalem juga diputerin lagu-lagu 1D dan film this is
us. Tapi ya saking jauhnya antrian gue, sampe hampir 3x nonton itu film di
dalem ballroom hehe. Sebenernya step pembelian belum 100%, ada satu hal lagi
yang harus dilakuin, tapi karena belum ada konfirmasi, jadi kita baru 'pesen'
doang ceritanya. Sekitar seminggu selanjutnya, baru kita melakukan transaksi
pembayaran. Alhamdulillah, tinggal tuker tiket. Temen gue yang tadinya mau
bareng gue pun, udah dapet tiket juga lewat online, dan tiket yang sama dengan
gue. Kalo dipikir-pikir, kenapa gue ga langsung beli online aja ya, ga capek,
sama aja pula dapetnya. Tapi kalo belinya online, ga nulis blog ini dong hehe.
Usut punya usut, baru-baru
ini insiden itu masuk berita. Ternyata, yang gue tonton di tv, surat perizinan
untuk penjualan tiket hari itu dipalsukan sama satu pihak, itulah yang bikin
hari itu jadi berantakan penjualan tiketnya. Semoga jadi pelajaran buat semua
orang, bahwa tindakan kecil, bisa menyusahkan banyak orang, lho. In short, see
you in '15, lads!
Subscribe to:
Posts (Atom)