Saturday, November 29, 2014

10% だけ?!

As usual, i can't sleep again. Hehe. Anyway, gue abis nonton film yang baru-baru ini rilis, yaitu Lucy. And it was totally owsom! Jadi ceritanya[spoiler alert!], si Lucy ini disuruh nyampein koper sama temennya, bukannya ga mau tapi si Lucy dipaksa sampai-sampai diborgol sama temennya ini si Richard, lalu ia harus nyampein isi koper ini ke Mr. Jang kalo mau lepas dari borgol. Ya mau ga mau akhirnya si Lucy nyamperin Mr. Jang. Singkat cerita ternyata isi dari koper adalah narkoba baru jenis CPH4. Nah, si narkoba ini harus disebarin ke berbagai negara, tapi biar ga ketauan narkobanya disimpen di dalam perut Lucy dan 3 orang lainnya. Sebelum berangkat Lucy dikurung di suatu tempat (masih miss ini kenapa) lalu ia ditendang habis-habisan di bagian perut. Secara ga sengaja si narkoba pun pecah dan menyebar ke dalam tubuh Lucy. Dia jadi hebat banget, bisa semua hal, tapi udah mulai kehilangan sifat manusianya. Ternyata, si narkoba ini bisa mengoptimalkan kerja otak yang katanya baru dipakai 10% oleh seluruh manusia.


Abis nonton, langsung tertarik banget, apa bener otak kita itu baru digunakan cuma 10% aja? Terus, kalo kita bisa ngegunainnya sampe 100%, bakal bisa ngelakuin banyak hal? Karena di film, dijelasin di setiap tingkatan otak si Lucy ini berkembang, apa aja yang bisa dia lakukan, Mulai dari mengendalikan barang, mengetahui isi tubuh orang, bisa berbagai bahasa, sampe bisa melawan gravitasi dan mengendalikan udara. Keren banget, kan?! Langsung lah abis ngobrol sama temen, cari-cari di internet dan dari berbagai sumber. Dan ternyata.....
Secara sains, ga ada yang pernah bilang kalo si otak kita ini baru dipake 10%. Isu ini berkembang sejak jaman dulu, pas dunia kedokteran ga sehebat sekarang. Waktu itu para ahli mengetes tentang bagian-bagian otak yang terhubung dengan organ, yaitu dengan diberi kejut listrik. Nah pada saat itu, bagian yang merespon hanya 10% dari seluruh otak, lalu berkembanglah isu tersebut. Nyatanya, 90% bagian dari otak tersebut ga merespon karena terhubung dengan sesuatu yang tidak kasat mata, seperti kemampuan berpikir dan berbahasa. Hal itu ga bisa dibuktiin dengan dilihat dong, maka jadilah kesimpulan tersebut. Padahal, manusia telah mempergunakan otaknya 100%, karena ngga mungkin kalo cuma 10% yang digunain, tapi masih disimpen aja. Mending dibuang aja.
Jadi intinya, pernyataan dan anggapan orang-orang di film Lucy itu masih perlu diperbincangkan lagi, namun sepertinya sih akan ke konklusi bahwa memang manusia telah mempergunakan otaknya 100%. Di film yang baru aja gue sempet nonton yaitu The Sorcerer's Apprentice pun sedikit dibahas tentang 10% otak itu, kalo bisa ngegunain lebih, bakal bisa jadi Sorcerer. Lalu kenapa isu itu masih saja diterima masyarakat? Mungkin karena manusia lebih senang mempunyai harapan, harapan apa saja yang bisa dilakukan jika benar-benar baru menggunakan 10% otaknya, dan apa yang terjadi jika bisa mengoptimalkannya dengan maksimal. Gue sendiri masih belum yakin tentang hal ini karena bukan di bidangnya, jadi mencari referensi dari sana-sini akan cukup membantu. Intinya mah, nonton film yang 'berat' itu seru! Oke, pencitraan banget. Hahaha

Sumber:
https://www.zenius.net/blog/4984/otak-10-persen-manusia-mitos-miskonsepsi-debunk

Wednesday, November 26, 2014

寝られなかった

Saat ini waktu menunjukkan pukul 2.49 pagi, dan aku baru saja terbangun dari tidurku yang singkat. Entah mengapa akhir-akhir ini sering sekali tertidur saat jam 10-an, namun terbangun kembali jam 1-an. Padahal, banyak sekali yang bisa aku lakukan pada waktu-waktu saat aku tertidur tersebut. Seorang teman baru saja meng-update statusnya bahwa sangat sayang jika waktu dihabiskan hanya dengan tertidur, jika saja manusia tidak butuh istirahat. Dan aku pun berpikir, ya,mungkin akan berbeda cerita jika manusia tidak butuh tidur.
Aku sudah menginjak tingkat tiga dari masa kuliahku, dan semua hal terasa begitu rancu. Entah mengapa aku merasa aku hanya tertidur selama 2 tahun terakhir. Bukan di bidang akademik (saja?) namun pula bidang lainnya. 2 tahun terasahanya lewat saja bagiku. Kukira dahulu, saat aku masih berada di tingkat satu, akan banyak hal-hal yang akan telah kualami dan atau kucapai pada tahapini. Namun ternyata anganku melayang terlalu jauh. Nyatanya, masih sangat banyak hal-hal yang jauh dari pencapaian. Dan pada tingkatan ini pun justru tak lebih baik, karena semakin tinggi posisimu, semakin kencang angin yang menerpa.
Tidak, tidak hanya kerugian yang kudapat selama dua tahun terakhir. Banyak sekali hal-hal yang telah kau rasakan pertama kalinya. Bagaimana berbicara dengan orang baru,menyesuaikan diri, menemukan teman-teman yang baik, mengenal orang-orang yang sama sekali baru, mengadakan acara, melalui deadline, menonton konser-konser mahasiswa[!], dan tentunya belajar bahasa baru yang selalu aku geluti sehari-hari ini. Tak berat memang, hanya saja ekspektasi dari orang sekitar yang membuatnya makin seperti tumpukan sampah, menggunung. Oke, itu penggambaran yang agak aneh. Harapan-harapan orang sekitar lah yang membuatnya menjadi beban, yang seharusnya menjadi beban. Sungguh, aku tak menyesal bisa berada disini, namun kadang lebih baik berada di tempat yang jika orang berharap banyak, kau bisa melemparnya dengan bukumu yang berat.
Tahun ini harus menjadi lebih baik! umurku pun sudah tak belasan lagi, dan ya, tak ada sesuatu yang signifikan berubah dari diriku. Mungkin ada, namun terlalu buram bagiku untuk menyadarinya. Sekitar satu bulan lagi tahun akan berganti menjadi 2015, dan semoga, tahun itu lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya!