Sunday, April 1, 2018

The story of RH

We maybe not meant together, but at least I want you to know you are special.

We met on August 2012. It was a coincidence, one of my campus project for freshman was to send a love letter for seniors, and you were there, so I chose you. It started when we say hello to each other, and that was the only time we speak to each other.


I can never make a move because I was shy, and I knew you were with someone. I was with somebody else too, but I will always look for you at campus. Your class is not my regular go-to way, but I will always make an excuse to always pass your class. You weren’t always there too, but if you were, seeing your from afar is enough. Seeing you laughing with your friends and colleagues is enough.

Aku sama kakak temenan di facebook dan twitter, tapi hanya di twitter kita berinteraksi. Dan itu pun ga banyak, hanya satu-dua reply tak lama setelah ospek, setelah itu tak ada obrolan yang bisa dilakukan. Aku pun sibuk dengan hidupku, sehingga perasaan untuk mencari tahu tentang kakak pun sudah tak sebesar dulu. Tapi aku masih terus lewat kelas kakak setiap pulang, agar paling tidak, bisa melihat kakak sebelum pulang.

Aku pun sudah lupa bagaimana ceritanya, namun november 2016, kakak lulus. Perasaanku campur aduk. Senang karena kakak lulus tepat waktu, tapi sedih karena berarti tak akan bertemu kakak lagi. Aku pun mencari cara agar pertemuan terakhir saat di wisuda, bisa menjadi kenangan buatku, dan mungkin buat kakak juga. Dan aku memutuskan untuk memberi kakak setangkai bunga mawar. Sekarang sempat terpikir aku menyesal, mengapa aku hanya memberikan setangkai bunga yang akan layu, tanpa surat apapun. Tetapi pesan dari kakak di instagram yang berisi ‘tadi ngasih bunga ya?’ selalu membuatku tersenyum, bahkan hingga saat ini.

Twitter dan instagram adalah satu-satunya platform tempat kita bisa bercengkrama. Selera humor yang sama (dan keinginan untuk ngobrol) membuatku mencari cara agar dapat mengomentari postingan kakak. Tetapi tahukah kakak, jika kakak yang melakukan sebaliknya, hatiku masih berdebar-debar dan bertanya-tanya, bahkan setelah hampir 6 tahun? Pertanyaanku selalu sama, padahal kakak tahu bahwa aku menyukai kakak (bahkan hingga kini, mungkin?) dan kakak melakukan hal-hal yang membuatku berharap? Aku tidak menyalahkan kakak, tetapi aku sangat bertanya-tanya, apakah kakak benar-benar tahu bahwa perempuan berumur 23 tahun ini, masih mempunyai perasaan ke kakak walaupun kecil dan tidak tahu apa?

Tetapi di balik itu semua, ada perasaan senang yang kurasakan. Karena hingga kini walaupun tak bertemu, masih ada obrolan yang bisa dilakukan. Masih ada postingan yang bisa dikomentari. Masih ada interaksi.

Terima kasih untuk semuanya, walaupun mungkin kita tidak berjodoh, ketahuilah bahwa kakak pernah bermakna dalam hidup seseorang.

No comments:

Post a Comment